Saturday 9 January 2016

Merakit sendiri Active Surround Home Theater.

Merakit sendiri Active Surround Home Theater.

Mendengarkan suara musik atau nonton film action pasti akan terasa lebih sensasional jika di tambah kan rangkaian Surround Sound ini karena ini merupakan rangkaian yang kita buat secara terpisah maka rangkaian ini menjadi sangat cocok untuk di pasangkan dengan berbagai perangkat audio. Input sumber suara bisa di ambil dari penerima Radio FM, Televisi, CD Player, DVD player dll. Rangkaian Surround ini berguna untuk menghasilkan efek suara tiga dimensi atau mengelilingi jadi jika anda menggunakan rangkaian ini maka membutuhkan minimal 4 speaker dimana 1 speaker di letakkan di depan sebelah kanan , 1 speaker lagi di depan sebelah kiri , 1 speaker di letakkan di belakang sebelah kanan, 1 lagi di belakang sebelah kiri . Untuk pemasangan rangkaian yaitu input berasal dari sumber suara seperti yang sudah saya sebutkan di atas kemudian masuk ke Tone Control atau Equalizer, Surround , Power Amplifier dan terakhir Speaker.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar

[speaker+position+of+surround.jpg]
Merakit sendiri Active Surround Home Theater.

Mendengarkan suara musik atau nonton film action pasti akan terasa lebih sensasional jika di tambah kan rangkaian Surround Sound ini karena ini merupakan rangkaian yang kita buat secara terpisah maka rangkaian ini menjadi sangat cocok untuk di pasangkan dengan berbagai perangkat audio. Input sumber suara bisa di ambil dari penerima Radio FM, Televisi, CD Player, DVD player dll. Rangkaian Surround ini berguna untuk menghasilkan efek suara tiga dimensi atau mengelilingi jadi jika anda menggunakan rangkaian ini maka membutuhkan minimal 4 speaker dimana 1 speaker di letakkan di depan sebelah kanan , 1 speaker lagi di depan sebelah kiri , 1 speaker di letakkan di belakang sebelah kanan, 1 lagi di belakang sebelah kiri . Untuk pemasangan rangkaian yaitu input berasal dari sumber suara seperti yang sudah saya sebutkan di atas kemudian masuk ke Tone Control atau Equalizer, Surround , Power Amplifier dan terakhir Speaker.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar .


Komponen utama menggunakan IC RC 4136 yang sebenarnya berisi 4 buah IC uA 741 ( Quad uA 741 ). Rangkaian kita ini membutuhkan 2 buah IC RC 4136. Catu daya yang di butuhkan IC ini hanya 9V – 12V DC simetris.

Daftar komponen :
R1,R14 = 47 K
R2,R7,R8,R12,R13,R15,R22,R24 = 100K
R3,R5,R17,R19 = 3K6
R4,R16 = 4K3
R6,R18 = 3K
R9,R10,R20,R21 = 27K
R11,R23 = 20K
C1,C6 = 8n2
C2,C5 = 39 nf
C3,C7 = 220 nf
C4,C8 = 47 nf
IC = RC 4136
Sumberhttp://lowoijo2.blogspot.co.id/2009/08/merakit-sendiri-active-surround-home.html[active+surround+sound+schema.jpg]

Accoustic Field Generator

Accoustic Field Generator

Accoustic Field Generator adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk membangkitkan suara akustik dengan efek surround yang disesuaikan dengan standar DOLBY SURROUND, mampu menghasilkan suara surround yang cukup baik namun tidak terlalu banyak membutuhkan dana. Rangkaian accoustic field generator ini merupakan bagian pemroses sinyal saja yang belum dilengkapi dengan bagian power amplifier.

Friday 8 January 2016

Rangkaian Home Teater

Membuat rangkaian surround untuk home theatre - BJF Eaction coba share buat sahabat yang ingin merangkai audio / power ampli home teater sendiri. Sebelum ke topik sedikit ulasan berdasarkan pengalaman penulis, secara umum kita mungkin sering sekali menemukan atau mendengar istilah home theater, tapi tidak semua orang tau persis perbedaannya, kebanyakan menggunakan speaker aktiv sebagai pengeras audio yang digunakan.



system audio surround home theatre
Ilustrasi Home Theatre System img Src : Google
Speaker aktiv yang banyak dijual dipasaran tidak akan sama hasilnya jika di bandingkan dengan system audio home teater 5.1 atau 7.1, pada speaker aktiv biasanya speaker hanya terdiri dari dua unit speaker, speaker kanan dan kiri, sedangkan pada system audio home teater 5.1 biasanya terdiri dari 6 unit speaker, 5 satelit antara lain (dua speaker front/depan, dua speaker rear/belakang, dan satu speaker center) ditambah satu unit speaker subwofer.

Membuat Home Theatre sendiri

Tulisan membuat home theatre sendiri kali ini lebih memberatkan atau memfokuskan ke rangkaian Opamp dan tone control untuk memisahkan dan menggabungkan suara yang masuk, sebelum dikuatkan ke Power Ampli, Input masukan dua (stereo), diubah menjadi enam keluaran (Front Left, front right, Rear Left, Rear Right, Center, dan Subwofer)


Skema Rangkaian Front,Center, Rear dan Subwofer
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2t8_mu1j8vJWX-DeZBF6lyPv1ESq-iP5hLKU6AlydOm_8MwvnERKVI7BJafcoa_0wolbZkt1fZ3_02Bt_9ucPsz0pDQbaa0js5LCMK8IfaZxAdfxf4H2fdsKKAXiXNW_dv3SzKVzorxM/s1600/op-amp+surround.png 
Rangkaian Filter Voice Center
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1BkduX5-8h9Pie5VxbPQyz6eSlwVJ-8xrzJzwgP_g2hMpkbJci_KhdzqcfnN3YO4_1AhuGabQbWev5w1a3pIykXaWmRMLlmwBaAP5injHdL6dxyC1ze4r2lLVbeuXDj-CnqTjtIAVZ1w/s1600/filter-tone-vocal.jpg 
Skema Rangkaian Subwofer
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYY9i2TKQcNn_rvFaN9TSXq5UGGBQHCf17D8LrFLk2qPNJC0b76UHCSl8TMQ9ZRXB8TohXujhPk3i14zQkc-wHjxkH80gam3yebIlV9ohqdcEovGcGG_EZ1BWVcLhB22H_Px2oEI8Oy1o/s1600/LPF-Subwofer.jpg 
Rangkaian Delay Surround Processor Dengan PT2399
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibsN9Nrn1pl1wv38nz7dkqnHYy-0IvmVSaEH17q9mYuyP-DKZr4zXGQIzTZmCVAiLYzt0nnDGzseZkuOkVsghdNTHm3Bo6z8-MrKiPg4FcPUEPIBkDLNHXHb9vYmHdFAAqeLajwmB__dg/s1600/Delay-Surround-Processor.jpg 
Rangkaian Delay Surround Dengan PT2399, merupakan rangkaian timing tunda untuk menambah nuansa surround-nya, Output dapat dihubungkan ke power ampli stereo atau mono, untuk penguat (power ampli stereo) speaker rear R dan L, input PA-nya di paralel saja, atau bisa menggunakan power ampli mono yang kemudian speker rear-nya di paralel.

Waktu Tunda
Berdasarkan datasheet PT2399 yang pada dasarnya chip ic tersebut banyak digunakan sebagai ic echo reverb, namun bisa juga diimplementasikan untuk delay surround, dengan sedikit memodifikasi dari rangkaian echo reverb menjadi delay surround, berikut ini tabel untuk nilai "R", sesuai dengan datasheet pt2399.
 

Sumber http://www.eaction.bang-jefri.com/2015/02/membuat-home-theatre-sendiri.html?m=1https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgC_8rAGkP3FmwL-NiUr78UFAMN3IJKLv1Rt6i5xshzH7sZgHV4m9jkJKhbH7xLfeUAtANBmStg8kO7w3RnOzyoEd_tIhtOVRrfw3pbZFyht_OQ8EMjCJCuJlcx15frSM-dDomHm8udeg/s1600/Nilai-R-PT2399-Delay-Surround.png 

Membuat Home Theatre sendiri

Membuat rangkaian surround untuk home theatre - BJF Eaction coba share buat sahabat yang ingin merangkai audio / power ampli home teater sendiri. Sebelum ke topik sedikit ulasan berdasarkan pengalaman penulis, secara umum kita mungkin sering sekali menemukan atau mendengar istilah home theater, tapi tidak semua orang tau persis perbedaannya, kebanyakan menggunakan speaker aktiv sebagai pengeras audio yang digunakan.



system audio surround home theatre
Ilustrasi Home Theatre System img Src : Google
Speaker aktiv yang banyak dijual dipasaran tidak akan sama hasilnya jika di bandingkan dengan system audio home teater 5.1 atau 7.1, pada speaker aktiv biasanya speaker hanya terdiri dari dua unit speaker, speaker kanan dan kiri, sedangkan pada system audio home teater 5.1 biasanya terdiri dari 6 unit speaker, 5 satelit antara lain (dua speaker front/depan, dua speaker rear/belakang, dan satu speaker center) ditambah satu unit speaker subwofer.

Membuat Home Theatre sendiri

Tulisan membuat home theatre sendiri kali ini lebih memberatkan atau memfokuskan ke rangkaian Opamp dan tone control untuk memisahkan dan menggabungkan suara yang masuk, sebelum dikuatkan ke Power Ampli, Input masukan dua (stereo), diubah menjadi enam keluaran (Front Left, front right, Rear Left, Rear Right, Center, dan Subwofer)


Skema Rangkaian Front,Center, Rear dan Subwofer
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2t8_mu1j8vJWX-DeZBF6lyPv1ESq-iP5hLKU6AlydOm_8MwvnERKVI7BJafcoa_0wolbZkt1fZ3_02Bt_9ucPsz0pDQbaa0js5LCMK8IfaZxAdfxf4H2fdsKKAXiXNW_dv3SzKVzorxM/s1600/op-amp+surround.png 
Rangkaian Filter Voice Center
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1BkduX5-8h9Pie5VxbPQyz6eSlwVJ-8xrzJzwgP_g2hMpkbJci_KhdzqcfnN3YO4_1AhuGabQbWev5w1a3pIykXaWmRMLlmwBaAP5injHdL6dxyC1ze4r2lLVbeuXDj-CnqTjtIAVZ1w/s1600/filter-tone-vocal.jpg 
Skema Rangkaian Subwofer
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYY9i2TKQcNn_rvFaN9TSXq5UGGBQHCf17D8LrFLk2qPNJC0b76UHCSl8TMQ9ZRXB8TohXujhPk3i14zQkc-wHjxkH80gam3yebIlV9ohqdcEovGcGG_EZ1BWVcLhB22H_Px2oEI8Oy1o/s1600/LPF-Subwofer.jpg 
Rangkaian Delay Surround Processor Dengan PT2399
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibsN9Nrn1pl1wv38nz7dkqnHYy-0IvmVSaEH17q9mYuyP-DKZr4zXGQIzTZmCVAiLYzt0nnDGzseZkuOkVsghdNTHm3Bo6z8-MrKiPg4FcPUEPIBkDLNHXHb9vYmHdFAAqeLajwmB__dg/s1600/Delay-Surround-Processor.jpg 
Rangkaian Delay Surround Dengan PT2399, merupakan rangkaian timing tunda untuk menambah nuansa surround-nya, Output dapat dihubungkan ke power ampli stereo atau mono, untuk penguat (power ampli stereo) speaker rear R dan L, input PA-nya di paralel saja, atau bisa menggunakan power ampli mono yang kemudian speker rear-nya di paralel.

Waktu Tunda
Berdasarkan datasheet PT2399 yang pada dasarnya chip ic tersebut banyak digunakan sebagai ic echo reverb, namun bisa juga diimplementasikan untuk delay surround, dengan sedikit memodifikasi dari rangkaian echo reverb menjadi delay surround, berikut ini tabel untuk nilai "R", sesuai dengan datasheet pt2399.
 

Sumber http://www.eaction.bang-jefri.com/2015/02/membuat-home-theatre-sendiri.html?m=1https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgC_8rAGkP3FmwL-NiUr78UFAMN3IJKLv1Rt6i5xshzH7sZgHV4m9jkJKhbH7xLfeUAtANBmStg8kO7w3RnOzyoEd_tIhtOVRrfw3pbZFyht_OQ8EMjCJCuJlcx15frSM-dDomHm8udeg/s1600/Nilai-R-PT2399-Delay-Surround.png 

Modifikasi tone control matric - penambahan bass adjuster

Rangkaian ini berguna juga untuk mengetahui karakter nada bass dari speaker yang kita rakit. Dengan sedikit rangkaian tambahan yang dipasang pada tone control, kita bisa memilih karakter nada bass sesuai yang kita inginkan. Rangkaian ini mengadopsi sistem resonansi prametric bukan tapis low pass filter yang sering dipakai pada subwoofer biasa sehingga gain spektrum frekuensi menjadi lebih linier.

TONE CONTROL SUPER GIGA BASS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBK8kvyqZ9UDvNQbKRx9gASulLFUZ1ZffbZgGlVZcy_GkgZXrz83HYwSPYhQj8kbvrkpCSuEDLprH_QKfmGn-9rWtWI9F90teeFKsBqm4QkLK72SR5tMWSO87VjpKYOEI9yU7orPehyW4Y/s1600/tcggbss.jpg

Rangkaian Sirkuit tone control

Rangkaian Sirkuit tone control

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_nJrBl1iEGL2jwNXfKkLTkjikW-e7su6sghIHCu6HvoFcM8qCyXrUcmzKAQ3W3NYDZNrCNF8mD-pw75eugximgvP6sBFrGXSVK2CtpYXMkS2fBS0IJ-EiiQVWLs9DEKJv4pZ-BdXfjS2D/s1600/tone+KONTROL.gif
Rangkaian Sirkuit tone control-preamplifier pada dasarnya adalah yang paling banyak digunakan dalam kualitas suara tetapi juga membutuhkan dukungan dari kontrol nada dan nada amplifier.nah kontrol kami hadir di sini termasuk dalam kwalitasnya ukuran standar, silakan coba sendiri.

DAFTAR COMPONEN :

Part Total Qty. Keterangan Substitutions C1, C3, C5, C7, C15, C16 6 2.2uf Electrolytic Capacitor C2, C6 2 0.05uF Keramik Disc Capacitor C4 1 0.22uF Disc Capacitor C8, C10 2 0.015uF Keramik Disc Capacitor C9 1 100uF Electrolytic Capacitor C11, C12 , C13, C14 4 0.1uF Keramik Disc Capacitor R1, R4 2 10K 1/4W Resistor R2, R5 2 33K 1/4W Resistor R3, R6 2 4.7K 1/4W Resistor R7 1 2.2K 1/4W Resistor R8, R9, R10, R11 4 50K Linear Pot U1 1 TDA1524A Tone Control IC S1 1 SPST Switch J1, J2, J3, J4 4 RCA Jacks konektor lain dari pilihan Anda MISC 1 Board, Wire, Knobs, 18 Pin Socket

SEKEMA POWER 1000 WATThttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSN3aP-Ku9t_215R-h4MiP6qHl2PcAld3g-6c6v-ACBcaBwSNxv-bUPor-Wgth7uIn9yaIZoa8NSw12g1ipWPhYGPEFgN_KDaLNsUDOWSnunA6VZ0vaApYMManRJXL2sUSI2dMkIB0q_o6/s1600/1000+watt+power+amplifier.jpg

Dalam merakit kabel untuk catu daya DC dan transistor keluaran harus besar, gunakan ukuran 1,5-3mm. pasokan yang digunakan transformator dengan 20A/45Ct dan setidaknya 4x10000uf/80 kapasitor volt. sirkuit ini mampu memasok daya 10000watt sehingga transistor daya akan sangat panas, beri kipas pendingin baik di transisitor daya
Transitor alternatif untuk penggantian 2SA1494 adalah 2SA1216 Dari Sanken. Transistor memiliki disipasi daya 200-350 watt masing-masing pasangan sehingga untuk operasi jangka panjang lebih tahan lama. Perlu diingat, biasanya dijual sepasang transistor kekuasaan dengan yang melengkapi, sehingga Anda tidak dapat membeli 2SC2922 sendiri tanpa 2SA1216 atau 2SA1494 tanpa 2SC3858. Kisaran harga tsb transitor adalah 3-40 Rupiah / pasangan.

Tips membuat bass lebih mantap

Mungkin sebagian dari anda lebih menyukai suara bass yg 'nendang' , untuk itu saya posting tips ini ,dan semoga berguna
.Untuk membuat bass lebih nendang ,sebenarnya caranya tdk begitu sulit, yg biasanya menentukan kuat tidaknya bass yaitu daya suatu amplifier, semakin tinggi dayanya ,semakin kuat pula bassnya, Namun untuk yg digunakan di dalam rumah saya sarankan amplifier yg digunakan maksimal 400 watt atau di bawahnya.
Yg selanjutnya adl power supply nya, pengaruhnya sama ,semakin tinggi ampere nya ,biasanya bass nya smakin kuat. Untuk suara yg baik trafo minimal 5 ampere dan untuk elco power supply nya akan lebih baik jika bernilai di atas 6800 micro farad.
Jika ingin memaksimalkan tenaga power supply, gunakan dioda kotak (di daerah saya disebut dioda kiprok).
Yg tdk kalah pentingnya adl sistem pengontrol, untuk yg satu ini , saya lebih menjatuhkan pilihan saya pada 'parametric tone control' , saya memilih karena suaranya yg halus dan enak didengar.
Tapi jika bass dirasa masih belum keluar ,anda kiranya bisa menambah mixer 7 potensio pd input parametric .Dan untuk menghindari suara pecah, pasang resistor 33 - 47 kilo ohm pada input mixer
Demikian posting saya ,semoga berguna . Sumber http://amplifier.mywapblog.com/tips-membuat-bass-lebih-mantap.xhtml

Skema Inverter atau Rangkaian Merubah Tegangan DC 12 volt Menjadi AC 230 volt

Skema Inverter atau Rangkaian Merubah Tegangan DC 12 volt Menjadi AC 230 volt

Home , at 4/13/2013 , has 79 komentar
DIVAIZZ - Skema Inverter atau Rangkaian Merubah Tegangan DC 12 volt Menjadi AC 230 volt. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi atau akan membahas serta mengulas tentang rangkaian inverter, inverter bisa juga di sebut sebagai penaik tegangan salah satunya penaik tegangan dari DC volt menjadi tegangan AC volt.


Dan yang akan saya bahas ini adalah skema rangkaian merubah tegangan DC 12 volt ke tegangan AC 230 volt, tegangan DC 12 volt ini bisa berasal dari accu / aki atau juga bisa dari baterai, skema serta bahan inverter ini cukuplah sederhana namun inverter ini memiliki kegunaan yang cukup penting.


divaizz.blogspot.com


Andaikan saja di rumah kita lagi terjadi pemadaman listrik oleh PLN maka inverter ini bisa kita jadikan alternatif cadangan pengganti listrik PLN, cara membuatnya pun tidaklah sulit dan dengan biaya yang terjangkau. Apabila anda ingin merakit / membuat inverter ini berikut daftar komponen yang harus di persiapkan :

  • 1 buah trafo CT 1 Ampere- 2 Ampere
  • 2 buah Transistor NPN 2n3055 ( jengkol ) + pendingin
  • 2 Buah resistror 690 ohm 1,5 watt


Berikut skema inverter 12 VDC ke 230 VAC :



HTTP://DIVAIZZ.BLOGSPOT.COM




Dari skema di atas output / keluarnya tegangan AC adalah 230 volt 300 watt apabila ingin meningkatkan volt dan watt nya maka tambah transistor serta gunakan trafo yang ampernya besar.



Mungkin kita susah mendapatkan resistor dengan ukuran 690 Ohm di pasaran / di toko elektronik maka kita bisa menggantinya dengan ukuran 2k2 Ohm / 2200 Ohm 3 buah dan disambung secara paralel, untuk 2 buah resistor 690 Ohm maka resistor 2k2 Ohm yang di perlukan 6 buah, cara paralel resistor lihat gambar di bawah :



http://divaizz.blogspot.com



Hati-hati dalam mengerjakan atau dalam mencoba rangkaian di atas di karenakan output nya adalah tegangan tinggi jangan sampai kita menyentuh bagian output / keluar tegangan tersebut. Demikian Skema Inverter atau Rangkaian Merubah Tegangan DC 12 volt Menjadi AC 230 volt semoga bermanfaat.
Sumber http://www.divaizz.com/2013/04/skema-inverter-atau-rangkaian-merubah.html

Cara Modif Power Amp OCL Agar Watt,Bass Mantap

divaizz.blogspot.com
Dari sekian banyak rangkain pcb power amplifier yang di jual di pasaran,mulai dari jenis,merek,atau pun bentuk.Ada power amplifier OCL dan power amplifier BTL ada power amplifier stereo dan ada juga power  amplifier mono.Untuk semua jenis power amplifier di atas kwalitas audio / suaranya memang di desain dengan kelas yang standar bisa di bilang gak neko-neko.

Sebagai contoh power amplifier 150 watt pasti sudah pada tahu kan bentuk dari power amplifier 150 watt ini dan tidak asing lagi kita juga tahu kwalitas audio / suaranya,kalau menurut saya untuk power amplifier 150 watt ini memang kurang jreng,akan tetapi apabila power amplifier 150 watt ini di modif,di edit,di setting atau apalah intinya di rubah rangkaian dan juga ukuran komponennya hasilnya pun benar-benar dahsyat bahkan lebih bagus dari power amplifier 400 watt / 450 watt.


Dan bahkan yang lebih spektakuler lagi power amplifier 150 watt modif ini kwalitas audio / suaranya seimbang dengan power amplifier 900 watt..wah benar-benar mantap!! nada bass yang menggelegar / super mantap juga suara yang lantang serta keras.

Disini saya akan berbagi tips,trik,cara,dan langkah-langkah modifikasi power amplifier 150 watt secara detail,secara rinci langkah demi langkah sampai anda mengerti,paham dan sampai anda bisa untuk untuk modif sendiri power amplifier 150 watt ocl.

Maka dari itu simak serta baca dengan cermat atas apa yang saya sampaikan ini,adapun cara dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
  1. Ganti ukuran 4 elco yang ada di pcb power amplifier 150 watt yang umumnya 47uf/50v ganti dengan ukuran 100uf/100v.
  2. Ganti Transistor / TR BD 139-140 dengan TIP 41-TIP 42 atau TIP 31 - TIP 32, B507-D313
  3. Ganti juga kondensator milar yang ukuran 104N dengan 154N / 200N
  4. Hilangkan / lepas 2 dioda yang ada di pcb
  5. Lepas juga untuk transistor / TR A564 dan kaki / jalur emitor ( E ) dengan colektor ( C ) jumper atau pasang resistor / R ukuran 12K
  6. Ganti ukuran resistor / R  dengan ukuran  :               
 560 ganti 220
33k ganti 47k
330 ganti 390 
100k ganti 10k

Untuk melihat gambar power amplifier yang sudah saya modif serta komponen apa saja yang di rubah lihat & download gambarnya di bawah ini :


download_button11.png

Agar hasil lebih maksimal gunakan/ pakai sanken yang berkaulitas bisa pakai sanken seri 5DY atau yang seri lebih bagus minimal 2 set,Untuk trafo di rekomendasikan pakai 10A,Elco power suplay minimal 10000uf/50v, Kuprok 5A.

Sementara untuk menambah bass agar lebih mantap pakai tone control + subwoffer keluaran terbaru,bisa juga di tambah galaxy,mega bass atau turbo bass dan juga equalizer.

Kiranya begitulah artikel dari pengalaman pribadi saya nantikan dan ikuti perkembangan artikel selanjutnya dari saya yang akan membahas tentang cara modif power amplifier 600 watt dan modif amplifier 900 watt.bila ada pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar di bawah.
Sumber  http://zankzelektronik.heck.in/cara-modif-power-amp-ocl-agar-wattbass-m-2.xhtml

Rangkaian Tone Control Stereo Dengan Subwoofer

Rangkaian Tone Control Stereo Dengan Subwoofer 

Sumber  http://nandabaguss.blogspot.co.id/2013/09/rangkaian-tone-control-stereo-dengan.html

inilah rangkaian yang paling sering saya pakai jika ada teman memesan tone control yang murah dan berkualitas.... rangkaian ini semulanya ranagkaian tone control paisif yang hanya memiliki 3 potensio masing masing diantaranya adalah volume, treble, bass,.. yang kemudian hari saya tambahkan IC 4558 / IC2 sebagai penguat sinyal audio input yang masih lemah..

Penghemat Listrik (PLN)

Penghemat Listrik (PLN)

Skema :
penghemat listrik pln
Kapasitor C1 berfungsi untuk menyimpan(menampung) arus, sehingga saat peralatan dihidupkan tidak langsung menarik meteran tetapi mengambil arus dari C1.
C1 juga berfungsi membantu menstabilkan tegangan, sehingga peralatan lebih awet.
C2 dan R1 berfungsi sebagai snubber (menurunkan impedance pada freq tinggi) sekaligus Low Pass Filter sehingga mampu meredam gelombang radio.
R2 dan Lampu Bohlam Neon berfungsi untuk mengetahui apakah perlatan masih bekerja / sekering F1 belum putus.
Jangan SALAH menyambungkan karena berbahaya, perlu diingat rangkaian ini disambungkan antara kabel Fasa dengan Netral, BUKAN Fasa/Netral dengan Ground(Earth)!!

Music Fidelity Power Amplifier



T1 & T2 dapat diganti dengan tipe yang lebih bagus.
pasang C4 jika memerlukan LPF.
P1 digunakan untuk mengatur arus diam sebesar 50-100mA.
bila perlu atus nilai R10/R11 untuk mendapatkan tegangan 28-29V.

Bias servo :
bias servo

Power supply :



https://ce628f3b-a-62cb3a1a-s-sites.googlegroups.com/site/tinemqu/project/music-fidelity-po/powersupply1.gif?attachauth=ANoY7cpNekZVLGRDaUW1GEc87YorBgFepOhRuOJDnpsIQFnxgviB2zwAk4LiJ-bANA_mJFCwmsWrSiFn42X9oke9_K-9G8KFT-oXusTnYZqSOsG88bVIhBWzlphlTNoC1mnMJiOFVKm-Pfams3hr4unceC9t-J_Yj2WlByaqncy6UrPQ84WmT67F4KWR-p4mbcha45zEz_BtZDAcJFJ7teq-tJDBUH8hpUOjki7lfsl-igN-05aO2rejeVsOUGcbjvbz5vNhqShI&attredirects=0
https://ce628f3b-a-62cb3a1a-s-sites.googlegroups.com/site/tinemqu/project/music-fidelity-po/MusicFidelity1.gif?attachauth=ANoY7cr-w8d8UrPnzHhAAqxuYW6e3H-ndU7XuV9NSjXt3rLq8Uctb_ZVRwkPE66Kz50UvvMdu-neQY9AaLNZja5hR4tsBgmIJqAhg2rT43Fr52jsET8maAwQJ21nbRkHlJ3jxgcA27j1FwSg7O6gfyhYjncXuCe6MF9xwVdMrvd3eoPeSen4eTXR5u0PmFGDfUmTEjuf09YJslKXTDqOurEJd3wt0_4xe4uzaVU5VfkH6PwWDeBh8_7yncbOMRklV2fLGlixtqhQ&attredirects=0

High PSRR CFB Power Amp

High PSRR CFB Power Amp

High PSRR Current FeedBack Power Amplifier

Skema :



LM317 High Current

LM317 High Current

Sebuah regulator power supply dengan IC LM317.
Sebenarnya kita bisa menggunakan IC regulator L78xx, namun kualitas LM317 masih lebih baik.

Skema :
High Current LM317
ini didesain untuk arus keluaran max 3A. cocok untuk IC TDA1515, TDA1517 dsb.
untuk TDA1554Q, perlu sedikit perubahan pada R1 dan Q1, yaitu :
R1 = 2.2 Ohm 1W
Q1 = TIP2955

R2 dan R3 sebaiknya menggunakan jenis metal film (toleransi 1%) untuk mendapatkan akurasi dan noise yang lebih baik.
Q1 harus menggunakan heatsink yang memadai, sedangkan untuk LM317, gunakan heatsink yang kecil saja sudah cukup.
tegangan input harus lebih tinggi dari 19Vdc, tapi tidak terlalu tinggi karena disipasi pada IC dan Transistor semakin tinggi (efisiensi berkurang).
Jika melihat skema, kaki R3 di hubungkan ke Gnd yang dekat dengan R4 (Gnd untuk output), ini agar PSRR dari LM317 lebih optimal.

Cara Kerja Rangkaian :
  1. Menentukan tegangan output
    Tegangan output(Vo) di dapat dari rumus :
    Vo = (( R3/R2 ) +1) * 1,25V
    Vo = 2k7/220+1 * 1,25
    Vo = 13,27 * 1,25
    Vo = 16,6V

  2. Besarnya arus keluaran dari LM317
    Arus keluaran(Io) sebagian besar akan di ambil alih oleh Q1, dan arus keluaran dari LM317 di batasi oleh (VbeQ1/R1)-IbQ1
    Ib dapat dilihat dari grafik DC Current Gain dari TIP42
    hFE TIP42
    jika arus keluaran sekitar 3A, maka hFE-nya adalah ssekitar 40x
    jadi Ib = 3A/40 = 75mA
    jadi arus keluaran LM317 yaitu sekitar 0,6V/4.7Ω = 127mA-75 =  52mA
    selebihnya, arus keluaran dikeluarkan oleh Q1.

  3. Komponen pendukung
    R4 digunakan sebagai beban minimum jika regulator ini tidak tersambung dengan beban apapun, misalnya Power Amp.
    seperti disarankan dalam datasheet, minimal beban adalah 10mA.
LM317 High Current


Datasheet TIP42 (MOSPEC)
Datasheet LM317 (NatSemi)
Sumber https://sites.google.com/site/tinemqu/project/lm317-high-current

Dual Supply Menggunakan LM317

Biasanya untuk dual supply kita menggunakan LM317 (+V) dan LM337 (-V) sebagai pasangannya.
Namun kali ini kita hanya akan menggunakan sebuah LM317. Ideal digunakan untuk supply Pre-Amp.


Skema:

Keuntungan menggunakan metode ini adalah -Vs mempunyai PSRR (Power Supply Rejection Ratio) yang lebih tinggi,

High Performance 400W RMS Power Amplifier

High Performance 400W RMS Power Amplifier

Skema : (klik gambar untuk memperbesar)
High Performance 400W RMS Power Amplifier

Power Amplifier ini dibuat untuk menghasilkan daya yang cukup besar namun tetap mempunyai distorsi yang rendah. Kualitas suara pada power amplifier seperti ini pada umumnya lebih tergantung pada jenis komponen yang digunakan, layout PCB dan perkabelan yang baik dan tentunya desain yang baik pula.
Pada bagian differential digunakan N-JFET supaya mempunyai input impedance yang sangat tinggi (pada kaki Gate). Dan umumnya N-JFET lebih tahan terhadap RFI(Radio Frequency Interference) dari pada BJT, sehingga amplifier ini lebih aman dari gangguan frekuensi radio pada input. N-JFET yang digunakan adalah tipe 2SK30A karena relatif mudah didapat di pasaran dan harganya tidak mahal serta mempunyai noise yang rendah. N-JFET 2SK30A yang digunakan harus yang berkode “GR”, ini menandakan kapasitas maksimum arus drain yaitu sekitar 6mA untuk tipe GR. Karena N-JFET 2SK30A hanya mempunyai tegangan operasi sampai -50V, maka (N-JFET) pada bagian diferensial perlu untuk dipisahkan dari tegangan supply (+63V). Hal ini dilakukan oleh Q3 dan Q4 yang beroperasi sampai dengan +18V oleh dioda Zener D1.
Pada bagian VAS (Q7) bersama Q8 membentuk konfigurasi cascode. Hal ini bertujuan untuk meringankan kerja transistor VAS (Q7) sehingga mampu menurunkan distorsi. Tegangan Q7 ditahan oleh Q8 sekitar 1,4V (2V{VLED} - 0,6V{VBEQ8}) oleh LED1. Sekarang kerja Q7 (Transconductance atau I-V converter) lebih ringan dan sekarang Q8 yang bekerja untuk menyalurkan (melewatkan) tegangan.
Pada bagian bootstrap ditambahkan Q10 berupa N-JFET untuk meningkatkan regulasi arus bootstrap. N-JFET yang digunakan adalah tipe 2SK30A. Karena N-JFET 2SK30A mempunyai disipasi yang rendah (max. 100mW @ Ta 25°C) maka peranan (nilai) R13 sangatlah penting. Jika R13 terlalu rendah maka Q10 akan bekerja pada tegangan yang lebih tinggi, ini dapat menyebabkan Q10 overheating dan rusak. Jika nilai R13 terlalu tinggi maka Q10 akan gagal dalam meningkatkan regulasi arus bootstrap. Nilai yang ideal untuk R13 adalah 10k s.d 12k dengan rating daya 2W s.d 1W. Nilai R12 digunakan untuk menentukan besarnya arus drain Q10 sekitar 4mA s.d 5mA, nilai R12 tergantung dari karakter Yfs(Forward transfer admittance) dari Q10. Namun pada umumnya untuk N-JFET 2SK30A-GR dapat digunakan nilai antara 100Ω s.d 150Ω ¼W.
Pada bagian output (final) digunakan konfigurasi Compound Emitter-Follower. Arus bias diatur sekitar 50mA per output transistor.
Hal menarik lainnya adalah pada bagian fuse (sekering) terdapat sebuah resistor paralel terhadap sekering. Resistor ini fungsinya untuk menahan sementara waktu (sampai gosong dan putus) jika terjadi salah satu sekering putus yang dapat menyebabkan terjadinya tegangan DC pada output. Juga sebagai penanda yaitu saat resistor ini gosong dan mengeluarkan asap / bau tak sedap yang mengisyaratkan kita bahwa power amplifier harus segera dimatikan (Off).  Nilainya sekitar 100Ω ½W. Teknik ini umumnya terdapat pada model-model power amplifier dari Hugh Dean (AKSA).

Spesifikasi Umum (simulasi LTspice)
Vs = ±63V; RL = 4Ω; Iq = 45mA/Q
THD 1kHz 400W 4Ω
0,005486%
THD 1kHz 10W 4Ω
0,001400%
THD 20kHz 400W 4Ω
0,010108%
THD 20kHz 10W 4Ω
0,015958%
THD 1kHz 500W 4Ω (clip)
~ 4%
Total Voltage Gain
33x = 30 dB
Slew Rate
+100V/µs : -35V/µs
(setelah L1 = +77V/µs : -33.5V/µs)
Bandwidth (ref 30,42dB @ 1,499kHz
639kHz
Power Bandwidth
462kHz
Frequency Response (-3dB)
5Hz – 405kHz
Total RMS input noise voltage (10Hz-100kHz)
2,32µV = 21nV/√Hz
Output impedance @ 1kHz (sebelum L1)
< 1mΩ

Cliping Indicator :
skema :
Clip Indicator 65V
Gunakan kit ini sebagai penanda terjadinya saturasi tegangan output, sehingga kita dapat mengantisipasi kerusakan pada speaker jika terjadi tegangan clip (saturasi). LED1 akan menyala jika terjadi output amplifier clip, jika begitu, kita perlu menurunkan volume untuk menurunkan tegangan output agar tidak sampai clip (saturasi). Bila dipaksakan terjadi clip,
cepat atau lambat sangat mungkin speaker akan hangus (khususnya tweeter yang tanpa diseri kapasitor).
  • Koneksi "Amp +Vcc" dihubungkan dengan supply amplifier yang +65Vdc.
  • Koneksi "Amp -Vee" dihubungkan dengan supply amplifier yang -65Vdc.
  • Koneksi "Amp-1" dihubungkan dengan output power amplifier channel Left.
  • Koneksi "Amp-2" dihubungkan dengan output power amplifier channel Right.
  • Koneksi "Gnd" dihubungkan dengan power ground.
  • Koneksi "ext." dihubungkan dengan kit detector lainnya (untuk sharing indikator LED yang sama).
Kit ini telah disesuaikan untuk bekerja pada tegangan supply ±65V, dengan tegangan referensi saturasi sebesar 3V.
Jika digunakan pada tegangan supply yang lain (misalnya ±35V), maka kit ini tidak akan bekerja sebagaimana mestinya.
Untuk dapat digunakan dengan baik pada tegangan supply yang lain, maka nilai R6, R7, R10 & R11 perlu diubah.

Jika power amplifier yang digunakan dalam konfigurasi Brige Tied Load (BTL; stereo = 4 power amp), maka koneksi "Amp-1" atau "Amp-2" cukup dihubungkan dengan output amplifier yang master / pertama / non-inverting / kutub (+).
* Clip Indicator adalah Hak Intelektual © dari Rod Elliott (sound.westhost.com), saya hanya membagi sebagai pelengkap kit pelindung dari power amplifier ini.
 
Power Supply :
  • Rekomendasi untuk Power Supply tiap satu Power Amplifier dengan beban terendah 4Ω gunakan trafo 15A (untuk dua amplifier gunakan 30A).
  • Kapasitor bank gunakan sekitar 15.000µF/80V per rail untuk 1 amplifier (33.000µF/80V per rail untuk 2 amplifier). Jika tidak terdapat kapasitor 15000µF/80V dapat digunakan 3 buah kapasitor 4700µF/80V secara paralel, jika diparalel nilainya akan mendekati 15000µF. Jika tidak terdapat kapasitor bertegangan 80V maka gunakan yang bertegangan lebih tinggi misalnya 100V.
  • Dioda bridge gunakan 35A per amplifier, untuk dua amplifier (stereo) sebaiknya gunakan 2 dioda bridge 35A secara paralel, ini untuk mengantisipasi kerusakan (pada dioda bridge maupun perlengkapan lainnya) yang mungkin terjadi bila terjadi arus kejut yang dapat menyebabkan kerusakan pada dioda bridge 35A, apalagi jika dioda bridge 35A yang digunakan merk abal-abal. Sumber https://sites.google.com/site/tinemqu/project/high-performance-400w-rms-power-amplifier

Modif OCL 150Watt Menjadi 400Watt

Modif OCL 150Watt Menjadi 400Watt

Daya terjadi karena ada tegangan, arus dan beban.
Ada tegangan 60V dan beban 4Ω tetapi arus dibatasi 100mA, tentu tak akan mencapai 400Watt.
Ada tegangan 60V dan tersedia arus 30A tetapi bebannya 16Ω tentu tidak akan mencapai 400Watt.
Ada tegangan 60V dan tersedia arus 30A dengan beban speaker 18 inch, TIDAK TAHU berapa dayanya, karena yang perlu diketahui adalah impedansinya, bukan besar inch speaker!
Daya output Amplifier terjadi karena beban berinteraksi dengan tegangan, kemudian besarnya Arus mengikuti besar variabel tegangan terhadap beban.
Jadi untuk mendapatkan 400Watt, diperlukan tegangan 40Vrms dengan beban 4Ω dan harus tersedia Arus sampai 10Arms.

Modifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kit OCL 150W menjadi 400W tanpa melakukan banyak perubahan pada kit driver.
Jika sampai membuat PCB baru maka itu namanya bukan modifikasi tapi membuat kit driver/amplifier baru.
Jika kita menentukan amplifier berpatokan pada daya outputnya, maka kita harus mulai mendesain amplifier dari bagian final.
untuk mendapatkan 400 Watt rms pada 4Ω maka kita perlu tegangan sebesar :
√(400W*4Ω) = √1600 = 40Vrms atau 56.6Vpeak (dikali 1.4142).
dan memerlukan arus sebesar 40Vrms/4Ω = 10Arms atau 14.2Apeak

untuk menghasilkan 56.6V maka tegangan power supply perlu ditambah sekitar 3V untuk mengatasi tegangan saturasi Tr Final.
menjadi 59.6V, bulatkan saja menjadi 60V. Dengan trafo pada umumnya mempunyai tegangan sekunder 45Vac akan menghasilkan 63Vdc.

Saya memilih Tr final SanKen 2SC2922 & 2SA1216 karena mempunyai spesifikasi yang bagus.
Mempunyai disipasi daya yang besar (200W), cepat (fT 50MHz), hFE tinggi (kode "Y" 50-100x), Cob rendah (250pF) dan mempunyai thermal-resistance yang rendah (dibanding model TOP-03).

Dissipasi daya tertinggi terjadi saat output mencapai setengah dari tegangan supply.
yaitu (63V/2)²/4Ω = (31.5V)²/4Ω = 248 Watt (pada beban 4Ω) dan 124 Watt (pada beban 8)
*catatan: umumnya power supply koleps dan dari 63V menjadi sekitar 60V, dan disipasi menjadi sekitar 225W & 113W.
Dengan 2 set SanKen masih dapat menampung 400Watt (JIKA suhu transistor tetap dingin pada 25°C)
berdasarkan datasheet 2SC2922/2SA1216, pada 248 Watt maka 2 buah transistor final harus dijaga suhu transistornya agar tidak melebihi 60°C, bisa dengan cara menggunakan Heatsink yang besar atau dengan memberi kipas. Atau dengan menambah 1 set lagi Tr final.
Dan untuk 124 Watt maka suhu maksimumya 110
°C.
Skema :
OCL 400 Watt
Modifikasi ini dengan maksud untuk menambah kemampuan output OCL 150W tanpa melakukan banyak perubahan pada bagian kit driver.
beberapa di antaranya adalah :
  1. Merubah Voltage Gain (R3), jika diperlukan dapat disesuaikan sendiri nilainya.
  2. Merubah nilai R4 sebagai bias current D1 & D2.
  3. Merubah nilai arus bagian bootstrap
  4. Merubah konfigurasi tegangan bias Tr final.
  5. Merubah nilai RE Tr Driver & Final.
  6. Mengganti T1, T2, T4, T7 & T8.
1. Perubahan Penguatan Tegangan
Dengan meningkatkan daya otomatis meningkatkan kekuatan suara amplifier. untuk menurunkannya maka R3 di ganti dengan nilai lebih tinggi, sehingga penguatan tegangan akan turun.
formula :
Gv = (R6/R3)+1
Gv = (33k/820)+1
Gv = 40.

untuk mendapatkan nilai decibel (dB) kita gunakan rumus :

dB = 20*log(Gv)

dB= 20*log(40)
dB = 20*1,60206
dB = 32 dB


Short Circuit Protection
Current Limiter

Power Supply
Power Supply
C1 dan C3 masing-masing dapat diparalel resistor 3k9/2Watt untuk mengosongkan kapasitor saat power dimatikan. 
Sumber  https://sites.google.com/site/tinemqu/project/modif-ocl-150watt-menjadi-400watt

Modifikasi OCL 150 Watt

Modifikasi OCL 150 Watt

Modifikasi untuk meningkatkan linieritas, meningkatkan kualitas suara, bukan daya. Untuk membuat bass lebih nendang, silahkan Boost setting EQUALIZER pada band (freq) 50Hz-150Hz!

Skema asli :
OCL 150 Watt

Modifikasi :
OCL 150 Watt Modif

Modifikasi pertama ada di bagian High Pass Filter oleh komponen C1 dan R2. Sedangkan R1 berfungsi untuk mengurangi input noise.
sebelum di modif, nilai C1 adalah 100nF (0,1µF), dan R2=33k, maka titik potong frekuensi HPF [-3dB];

f = 1/(2·π·C1·R2)
f = 1/(2·π·0,1µ·33k)
f = 48 Hz [-3dB] (perhitungan menjadi tidak akurat karena R2 terhubung antara R3 dan C2, bukan dengan Gnd.)

Note:
 Jalur R2 dan R3 sekarang dipisah, R2 disambungkan ke Ground sinyal, jika tidak maka akan menghasilkan input impedance meninggi,
yang dapat mengakibatkan peningkatan amplitudo pada frekuensi bawah (bass) secara berlebihan sehingga loud speaker bergerak terlalu
liar dan flabby. Hal ini seperti penguatan Bass pada tone control, namun pada frekuensi yang sangat rendah, sehingga menjadi pemborosan,
karena daya terbuang percuma pada frekuensi yang tak dapat kita dengar (20Hz).

Grafik Respon Freq. OCL 150W standar.
OCL 150W Frequency Response
Terjadi penguatan +45dB pada 12Hz dan +39dB pada 20Hz. Ini tidak diperlukan dan dapat menyebabkan daun speaker bergerak terlalu liar-
tanpa menghasilkan suara dan daya terbuang percuma. Khususnya efek ini akan sangat terasa apabila bass di-boost pada Tone Control maupun Equalizer.
Untuk mengantisipasi hal ini, C1 bisa dengan menaikkan nilai C1 sehingga C2 atau C4 yang akan melakukan pemotongan freq.
Mengganti C1 dengan 10µF atau lebih tinggi, dapat menghilangkan efek ini. Atau umumnya, dengan menghubungkan R2 dengan Gnd dan mengganti nilai C1-
dengan nilai yang lebih umum seperti 1
µF.

jadi, kita perlu merendahkan batas bawah HPF ke nilai yang lebih umum.
misalnya 10Hz [-3dB], jadi:

C1 = 1/(2·π·fo·R2)
C1 = 1/(2·π·10Hz·33k)
C1 = 0,482µ = Gunakan 470nF (10,3Hz).

Kemudian kita harus menentukan titik potong frekuensi HPF di bagian negative feedback dan bootstrap berturut-turut
dengan nilai titik potong frekuensi yang lebih rendah supaya tidak terjadi distorsi sinyal AC karena tidak mampu melewatkan frekuensi sinyal (input) yang lebih rendah.
Misalnya HPF input ≥ 2x HPF NegFB ≥ 2x HPF Bootstrap.
Komponen bagian negative feedback terdiri dari R6, C2 dan R3. Dan yang menentukan HPF hanya C2 dan R3.
misalnya HPF negative feedback kita ambil setengah dari 10Hz, maka :
C2 = 1/(2·π·fo·R3)
C2 = 1/(2·π·5Hz·1k)
C2 = 31,8
µF = Gunakan 33µF (4,8Hz).

kemudian untuk bagian bootstrap (R8, R9 dan C4) kita gunakan setengah dari 5Hz(atau 4,8Hz) yaitu 2,5Hz
C4 = 1/(2·π·fo·(R8||R9))       >>  R8(2k2) paralel R9(4k7) = 1k498=1k5
C4 = 1/(2·π·2,5Hz·1k5)
C4 = 42,4
µF = Gunakan 47µF (2,25Hz).

untuk bagian Constant Current Source atau CCS (Q4, D1, D2, dan R4) terdapat beberapa perubahan, diantaranya:
  • Q4 diganti dengan 2N5401
  • Memparalel D1 dan D2 dengan C7 untuk membantu mengurangi noise dari D1 dan D2 serta menurunkan impedance dioda.
  • R4 diganti dengan 1W atau 2W, karena disipasi dayanya cukup tinggi, sekitar 472mW@±35V atau 684mW@±42V.
Cmiller (C3) diganti dengan 68pF untuk sedikit meningkatkan SlewRate, dan untuk menjaga stabilitas ditambahkan Clag (C10). Meningkatkan Slew Rate mempunyai keuntungan berupa suara high lebih detail dan tidak mudah pecah (jika didukung dengan transistor-transistor yang cepat (fT tinggi)). Jika Slew Rate dibuat terlalu tinggi juga membuat amplifier kurang stabil dan mudah terjadi osilasi. Jika ingin merakit power ampli yang "sedap" silahkan merakit Project 18 atau Project 19, suaranya jauh lebih enak daripada OCL 150W modifan apapun.

Untuk mengatur Quiescent Current(Iq) D3 dilepas, R12 di ganti dengan trimpot (P1) 200Ω dan menambah C11 untuk membantu
menstabilkan tegangan bias. Untuk menyeting Iq, pertama posisikan input dengan Ground (atau Volume terendah). Atur nilai P1 dari yang terendah,
kemudian putar trimpot sampai mendapatkan tegangan sekitar 0,025V(50mA) pada R16 atau R15.

R14 dan R13 diganti dengan sebuah resistor, resistor ini dihubungkan langsung dari base Q8 ke base Q7, tanpa melalui jalur output.
Dengan begitu proses "off " Q8 dan Q7 akan lebih cepat sehingga meningkatkan kinerja transistor pada frekuensi tinggi. Nilainya sekitar R14 + R13.

Penguatan tegangan (Voltage gain Gv) telah diturunkan, dari sebelumnya 60x (35,5dB) menjadi 34x (30,6dB).
Hal ini mempunyai beberapa keuntungan, salah satunya, amplifier mempunyai loop-gain yang lebih tinggi,sehingga dapat mengontrol pergerakan speaker sedikit lebih baik.
Di samping itu, gain yang terlalu tinggi cenderung menimbulkan lebih banyak noise.

R5 sebaiknya diganti dengan sebuah trimpot 2k, atau lebih baiknya, sebuah trimpot 1k diseri dengan resistor 560
Ω. Hal ini supaya kita dapat mengatur arus kolektor Q1 dan Q2.
Apabila arus kolektor Q1 dan Q2 nilainya sama maka amplifier mempunya DC Offset yang lebih rendah (lebih mendekati 0V), dan Slew Rate (+) dan (-) lebih seimbang.
Mengatur DC Offset ini diperlukan juga jika kita mengganti tipe transistor VAS (Q3), karena pada umumnya beda transistor beda karakteristik VBE dan hFE (DC Current Gain).

Sumber https://sites.google.com/site/tinemqu/project/modifikasi-ocl-150-watt