Thursday, 13 June 2013

Alarm Kebakaran | Rangkaian Alarm Kebakaran

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOqyBDR3xB49gCXeo0KIA9GgTaKoe70CSH1_kxkx7HfQBtp6-IIj9C2s3rZRZhefW_EJ-Wj709KT9TPGUVSrqDw0aj296whVBPLZbWWG7E8p1SCqt9Roe63-KZMiTqVoyw5x9GHx32KdFQ/s1600/alarm+kebakaran.JPG

Rangkaian alarm kebakaran di atas adalah merupakan rangkaian elektronika yang sederhana dan menggunakan komponen sensor ldr sebagai pendeteksi adanya kebakaran. Seperti yang telah saya jelaskan pada postingan-postingan saya sebelumnya mengenai prinsip kerja LDR, sebenarnya LDR tidak bisa mendeteksi adanya perubahan suhu ataupun panas api, hanya saja ldr bisa mendeteksi adanya perubahan intensitas cahaya. Tapi bisa saja ldr kita gunakan sebagai komponen alarm kebakaran, karena walaubagaimanapun juga pada saat kebakaran intensitas cahaya akan meningkat pesat sehingga kemungkinan terpengaruhnya ldr adalah sangat besar. Sehingga mungkin-mungkin saja jika kita gunakan ldr untuk mendeteksi adanya kebakaran. Memang sekarang ini sudah ada komponen sensor khusus yang bisa mendeteksi keberadaan api dari jarak jauh yakni sensor UV-TRON, anda bisa saja menggunakan sensor tersebut untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Tapi jika anda kesulitan untuk mendapatkan komponen uv-tron tersebut, anda bisa memanfaatkan ldr.
Jika anda kurang yakin dengan kinerja dari ldr sebagai pendeteksi api, maka cobalah anda lakukan percobaan dengan menggunakan korek api. Seperti yang pernah saya coba sebelumnya, dimana sebenarnya ldr mampu mendeteksi adanya percikan api yang cukup kecil dari korek api dengan jarak beberapa meter. Apalagi jika benar-benar terjadi kebakaran yang menghasilkan kobaran api yang sangat dahsyat, kemungkinan besar ldr akan mendeteksi kebakaran tersebut. Tinggal bagaimana cara anda mengatur kepekaan dari rangkaian sensor kebakaran ini menjadi sensitif dan juga mengatur letak pemasangan komponen ldr pada titik yang berdekatan dengan titik kemungkinan api akan muncul, seperti pada dapur.
Untuk prinsip kerja dari rangkaian alarm kebakaran ini adalah sama persis dengan rangkaian sensor cahaya aktif terang, dimana pada saat cahaya semakin terang rangkaian akan mengaktifkan alarm. Terus terang saja rangkaian ini bukan rancangan saya sendiri, saya gunakan gambar rangkaian ini guna menambah aneka variasi yang bisa dipelajari oleh pembaca sekalian. Jika anda malas menggunakan 3 buah ic seperti pada rangkaian di atas, anda bisa saja menggunakan rangkaian yang lebih sederhana seperti rangkaian sensor cahaya yang saya hadirkan pada blog ini. Tapi yang pasti pada gambar rangkaian diatas tidak lagi membutuhkan rangkaian sirine sebagai indikator kebakaran karena telah diwakili oleh IC TDA2002.
referensi : www.circuitstoday.com

Rangkaian Inverter 12 V Menjadi 220 V

Rangkaian inverter ini adalah rangkaian untuk mengubah tegangan 12 volt dc menjadi tegangan 220 volt ac. Sebenarnya di blog ini sudah ada rangkaian inverter 100 watt sebagai contoh rangkaian inverter, tapi apa salahnya rangkaian ini ditambahkan sebagai variasi. Atau anda bisa mencoba sendiri bentuk rangkaian yang lain yang tidak menggunakan transistor, melainkan dengan komponen elektronika yang lain seperti relay, scr, fet dll. Yang pasti yang harus diperhatikan adalah prinsip kerja dari rangkaian inverter ini sendiri sehingga dengan bentuk rangkaian apapun masih tetap bisa berhasil.

Prinsip kerja dari rangkaian inverter diatas adalah mengubah tegangan 12 volt dc menjadi 220 volt ac dengan cara memanfaatkan fungsi multivibrator (pembangkit getaran) dan fungsi perbandingan lilitan transformator. Jadi garis besar dari rangkaian ini sebenarnya adalah dua bagian diatas, jika dari kedua bagian diatas masing-masing bisa berfungsi dan bekerja dengan baik maka bisa dipastikan tujuan dari rangkaian ini bisa dicapai yakni mengubah tegangan 12 volt dc menjadi 220 volt ac.

Pada rangkaian diatas fungsi multivibrator diwakili oleh ic 4047 dimana ic ini akan menghasilkan sinyal listrik dalam bentuk pulsa dengan dua keluaran, yakni keluaran sebenarnya dan keluaran terbalik. Sinyal ini kemudian akan kita naikkan dengan menggunakan trafo step-up ct, dimana kedua keluaran ini jika dihubungkan dengan terminal trafo dan terminal ct sebagai ground maka trafo ini akan menganggap keluaran ic tadi sebagai sinyal ac, sehingga dengan melalui lilitan trafo maka tegangan keluaran akan meningkat sesuai dengan perbandingan lilitan. Memang pada rangkaian diatas tidak langsung menghubungkan keluaran ic dengan input terminal trafo karena mempertimbangkan arus yang akan melewati rangkaian. Jika tidak menggunakan transistor daya maka bisa dipastikan rangkaian akan rusak dan terbebani karena ic 4047 tidak akan mampu menyuplai arus yang besar. Coba bayangkan jika arus mengalir pada tegangan 220 volt adalah 1 ampere, maka arus yang akan mengalir pada rangkaian 12 volt adalah 220/12 = 18,33 Ampere.

Adapun rumus perbandingan lilitan trafo terhadap tegangan adalah N1/N2 = V1/V2
Ket :
N1 : Lilitan pertama (primer)
N2 : Lilitan kedua (sekunder)
V1 : Tegangan pada terminal lilitan pertama
V2 : Tegangan pada terminal lilitan kedua




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg46SRuvgG2C9c7bPeNjp3uLe-X2SCxUsY8qjyyurOGdNDLgl3VultNhUctHJwYx61whMxWlmSbqeQNaGCDoO2I_G7zvB9BsFuDlxTA7oqAJrouSDicCMbjQUHH0cCf3oGdzq6wykBiXNz8/s1600/inverter+12v+menjadi+220v.JPG

Prinsip Kerja Transistor Oscillator | Transistor Flip Flop









Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Oscilator | Flip Flop

Salah satu penggunaan yang sangat penting dari transistor dalam dunia elektronika adalah fungsinya sebagai Oscillator atau pembangkit pulsa. Rangkaian oscillator biasanya digunakan untuk pemicu rangkaian counter atau pencacah, rangkaian lampu hias atau lampu berjalan serta sebagai pembangkit sinyal pembawa atau carrier pada rangkaian radio baik AM ataupun FM. Dari jenis dan variasi rangkaian oscillator banyak sekali jenisnya mulai dari yang sederhana hingga yang paling rumit bahkan banyak yang sudah langsung jadi yang dikemas dalam IC (Integrated Circuit).

Rangkaian oscillator diatas adalah merupakan salah satu rangkaian oscillator yang sederhana. Pada dasarnya prinsip kerja rangkaian oscillator adalah sama, hanya saja beberapa variasi rangkaian terkadang dibutuhkan sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. Pada saat transistor Q1 mengalami cutoff atau terbuka kapasitor C1 akan melakukan pengisian dan kapasior C2 akan melakukan pelepasan muatan serta Q2 akan aktif dan membuat led D2 hidup, kemudian pada saat transistor Q1 aktif maka C1 akan melakukan pelepasan muatan melalui kolektor Q1 ke ground.

Baca juga artikel tentang prinsip kerja transistor lainnya : prinsip kerja transistor penguat, transistor timer dan transistor gerbang [Gambar+Rangkaian+Transistor+Sebagai+Oscilator.JPG]

Rangkaian FM Modulator IC 555 | Prinsip Kerja Modulasi FM dengan IC 555




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTc9LbGIzi6pHX9cV6bG5SzPQwrmYi-xLf4g7k1ubta_Du7QfxK_pcZo8pYRoYo7J6Cr4jmiFu7MUSS1AiOsd8XfLnYHWDaBIpnjozmYGUmsFwLiH1jpZQxu0YPsj28ta_ioUHqE-anjDk/s1600/modulasi+fm+ic+555.JPG


sinyal termodulasi fm dengan ic 555
Rangkaian FM Modulator diatas adalah merupakan rangkaian modulasi fm sederhana dengan menggunakan IC 555, dimana sinyal termodulasi yang dihasilkan mempunyai rapat renggang frekuensi bergantung pada sinyal informasi. Sinyal yang dihasilkan bisa dibilang cukup bagus dan stabil sehingga hasilnya nanti bisa lebih sempurna. Tidak ada lilitan atau induktor pada rangkaian modulator ini, jadi anda tidak perlu repot-repot untuk membuat lilitan serta menghitung-hitung nilai dari lilitan yang anda buat tersebut. Dengan rangkaian ini nilai frekuensi modulasi yang diinginkan bisa didapatkan dengan mudah melalui perhitungan frekuensi IC 555 pada umumnya, yakni ditentukan oleh resistor 6,8 K dan 3,3 K serta kapasitor 0,1 uF. Untuk memperoleh besar frekeunsi yang lain anda tinggal mengganti salah satu atau ketiga komponen tersebut.

Sebenarnya rangkaian modulator fm ic 555 ini walaupun sangat sederhana, tetapi menurut saya cukup bisa diandalkan untuk menangani tujuan aplikasi yang sederhana yang tidak menuntut daya yang besar atau frekuensi yang sangat tinggi. Tapi jika memang anda menginginkan daya yang lebih anda bisa menambahkan rangkaian penguat RF pada bagian output rangkaian ini. Sehingga sinyal hasil termodulasi tersebut bisa diperkuat dengan bantuan rangkaian pendukung. Sesuai percobaan saya dengan rangkaian modulator ini bisa bekerja dengan baik pada range frekuensi dibawah Mhz, karena memang IC 555 bukanlah IC yang dikhususkan untuk mendukung frekuensi kerja yang sangat tinggi. Anda bisa memanfaatkan rangkaian oscilltor transistor, xtal atau lainnya apabila anda membutuhkan frekuensi yang sangat tinggi.

Perbedaan rangkaian IC 555 diatas dengan rangkaian multivibrator pada umumnya adalah penggunaan pin 5, pada rangkaian FM Modulator ini pin 5 dari IC 555 digunakan sebagai masukan sinyal informasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi bentuk sinyal output (termodulasi). Tetapi pada penerapan fungsi multivibrator pin 5 ini biasanya dihubungkan dengan kapasitor 0,01 uF atau dibiarkan saja. Baca juga cara kerja dasar radio.

Wednesday, 12 June 2013

Skema Rangkaian Audio Limiter Sederhana untuk Broadcast FM

sistem audio limiter pada output dari mixer menuju ke pemancarnya.

Audio Limiter ini juga berfungsi ketika terputar lagu dengan kualitas suara yang terlalu kecil maka akan dibesarkan, lalu bila terlalu besar maka akan dilimit (dibatasi) sesuai batas normal volume yang diinginkan saja.

Ada banyak Audio Limiter berkelas yang harganya mahal, namun kali ini Anda bisa belajar membuat Audio Limiter sendiri menggunakan IC NE 5532. Okey.. selamat berkarya... ini bisa juga digunakan di perangkat audio Anda di rumah lho.. sekalian belajar bagaimana kinerja Limiter sebenarnya.

Silahkan buat rangkaian PCBnya dari Skema Rangkaian Audio Limiter Sederhana untuk Broadcast FM berikut ini :

Stereo Broadcast Limiter Circuit for Ramsey FM10A and FM25A transmitter Rev 1.0 (C) 1990 G. Forrest Cook

 

VU Test RF Signal untuk Teknisi Broadcast

Anda sedang bergelut di bidang broadcast / pemancar FM? Maka sepertinya Anda perlu memiliki alat sederhana ini. Silahkan beli di toko elektronik, yakni VU yang berukuran kecil, kemudian 2 buah Dioda 4148, plus sebuah trimpot 100k.

Setelah itu rangkai seperti di bawah ini, dan gunakan ujung input untuk mengecek setiap penguatan pada pemancar Anda apakah masih normal semua telah mengeluarkan RF pada tiap tingkatannya. Ini berfungsi sekali pada saat terjadi trouble pada pemancar Anda, kira-kira penguatan mana yang sedang bermasalah.

Skema Rangkaian Pemancar FM 88 - 108 MHz menggunakan Transistor C1971

Transmitter FM ini dapat bekerja dari range 88MHz sampai 108MHz. Rangkaian transmitter ini menggunakan final transmitter transistor 2SC1971.

Sinyal RF yang telah dimodulasi dalam rangkaian transmitter ini dikuatkan dalam 3 tingkat yaitu dimulai dikuatkan pertama kali oleh penguat transistor 2SC2053 kemudian dikuatkan lagi oleh penguat 1 transistor 2SC1970 dan terakhir dikuatkan dengan penguat 1 transistor 2SC1971.

Rangkaian trnsmitter FM ini dapat langsung diberikan sinyal input berupa sinyal audio. Rangkaian transmitter ini bekerja dengan sumber tegangan 12VDC untuk bagian trnsmitternya dan 9VDC untuk bgin oscilator dan mixernya. Rangkaian transmitter dalam artikel ini merupakan transmitter FM mono dan sering digunakan oleh hobiest dan amatir radio.

Rangkaian detil dari transmitter ini dapat dilihat pada gabar berikut :

Rangkaian Transmitter FM 88 – 108MHz




Frekuensi kerja transmitter ini dapat diatur menggunakan potensimeter 5K dari 88MH – 108MHz. Rangkaian oscilator yang diterapkan pada transmitter ini menggunakan sistem VCO (Voltage Control Oscilator) yang disusun dengan dioda varaktor. Rangkaian transmitter ini telah lengkap dengan gambar rangkaian power supplynya ehingga dapat dipahami dengn mudah.