mumpung awal puasa biasanya kita dapet pesenan bikin ampli untuk toa
buat mushola atau masjid, mengingat harga power jadi lumayan mahal (
merk TOA ) barang kali ada solusi untuk itu dgn harga yg lebih murah….
Yang sering saya rakit adalah:
1. Trafo 5 amp murni atau 10 amp banci
2. Elco dan dioda min 2200/50 volt
3. Power OCL mono 300 wattdgn Final Jengkol ST malaysa
( sedang mencari mospec yg untuk final ini dg karater midle )
4. Equalizer 5 ch mono ( sebagai crosofer aktif)
5. preamp mic 2 TR
6. C output untuk membatasi frek rendah, biasanya saya pake 2200-4700
mf/ min 50 volt dari power ke SPK toa ( sebagai crosover pasif ).
Barangkali ada yg menambahkan silahkan.
kalo untuk nge-drive speaker merk T*A saya sering pake:
1. Trafo 3A 25V.CT
2. Kit OCL 150W Final ganti pakai TR tip Mospek 2set
3. OUT PA OCL seri elco 2200uF/50V.
4. TC 2 tr plus Pre Amp Mic
5. Load Horn speaker 16 ohm.
sdh cocok tapi klu saya kit OCL 150 diganti dengan kit OCL 140.
trafo 10a 32 v
jengkol malay 2 set
Jengkol kalu diganti tr finalnya punya ampli TOA yg C5198 dan A1941 gmn yah?
Elko 2200uf/50v untuk pengaman speaker TOA dari arus DC yg sering keluar juga dari out OCL. jadi bukan sebagai HPF
saya punya pengalaman serupa dg mas zaky, ada 4 speker corong 4 bh 16
ohm 25 W merk toa, dan ada speaker kolom yang panjang merk toa jg 240
ohm 20W 2 bh, didorong pake rakitan power ocl 200W tegangan +63V dan
-63V mirip power safari dg OT MJ15003/4, suaranya jernih tapi tidak bisa
lepas alias jauh padahal vol power dan
mixer
dah full, apalagi kalau memakai mic kancing ketika imam memimpin sholat
malah kolom spekar suaranya kecil. menurut buku petunjuk instalasi PA
toa bahwa speaker harus dihubungkan dengan output power 70.7 V untuk
corong dan 100V untuk kolom speaker.
Kalau beli amlpli TOA tipe 2240 (240W) investasinya mahal 2,9 jt,
Akhirnya saya coba beli trafo distribution line 300W (di sby harganya
200k), primer 4 ohm, sekunder 100V, dan saya pasang di output amplifier,
setelah dicoba sekarang suaranya menjadi lantang, keras, dan jauh,
volume
mixer
kecil saja, trafo ini dijual oleh TOA dengan seri MT450MM (300W),
sehingga sekarang jamaah masjid almukhlisin ditempat saya dah tidak
komplin lg.
tapi jangan salah belinya trafo, krn ada 2 macam yaitu trafo maching
untuk ditempatkan di dekat speaker, bentuk trafonya kecil kernnya,
sedangkan trafo distribusi besar kira2 sama dengan trafo 5A, primer 8
ohm, secunder 70,7V / 100V, ini biasanya untuk PA di kantor-kantor dan
di mall, yang menggunakan speaker banyak dengan daya tiap spekernya max
6-10W impedansi 250 ohm.
Jika kita salah beli trafo maching efectnya ampli acl kita jebol, maka hati-hati, kadang penjualnya nggak ngerti.
pakai ampli toa nya yg ada 100v nya, misal nya ampli TOA type ZA, sebagai contoh type ZA 1121, sudah ada output 100v nya.
saya nemu skematik IT/OT,mungkin cocok untuk speaker corong mesjid?
untuk lebih jelasnya lihat di situs
http://matsholeh.wordpress.com
di mushola deket rumah saya, horn 2 biji (lupa brp watt) saya pararel
terus diangkat pakai ampli dengan type 150watt ocl dan PA nya toshiba.
Sampai sekarang gak pernah bermasalah. Suaranya kuenceng buanget….. \m/
\m/ \m/ \m/
yang terpenting adalah di preamp nya jangan sampai ada nada rendah
(bass) yang berlebihan. saya lebih menonjolkan suara middle. pada input
power amplifier, tambahkan capasitor milar dan R yang di pasang secara
seri.
Kalau ampli tersebut mengangkat 1 horn, memang terasa berat karena horn
ber-impedansi 16 ohm, kalau di pararel jadinya 8 ohm atau setara dengan
speaker biasa.
Rata2 didaerah kami masjid sdh menggila suaranya khusnya suara luar yang
menggunakan corong 4 biji karena sdh menggunakan PA OCL Sanken/Toshiba.
SEmuanya tdk menggunakan Trafo matching karena masalah dana sehingga PA
Ocl dgn Rakitan jadi Alternatif dan sebahagian sdh menggunakan mixer
dan Eq. Penggunaan PA Ocl karena menggunakan jasa tehnisi OT. Jadi yg
menggunakan PA TOA sdh semakin kurang hanya sebahagian saja seperti
masjid2 kecil. Kalau Masjid besar sdh banyak menggunakan sound system
yang bermerek baik dari PowewrAmp, Eq, mixer dan speaker dalamnya sdh
satu merk.Yang belum tergeser cuma Micnya saja dan corongnya.
rakitan ampli corong..pake ampli ocl 140 w ato ocl 150 w kit standard
toko terus pada speaker out dipasang elco 2200uf – 4700 uf / 50 v.
sampai sekarang aman2 aja dipakai di masjid.
untuk horn(toa) ocl 140 / 150 w final 2 set TIP 29/3055 . out diseri elco 4700/50 v. buat dorong 4 horn.
gak usah trafo maching kang, kemaren saya habis rakit ocl 150w 2 unit
untuk masjid final pakai TR jengkol 2N3055/MJ2955 output kasih elco
2200uF/50V. buat dorong horn T*A 25W warna putih 4 biji (main 8 ohm atau
2 speker paralel/channel)
boleh beda pendapat ya kang saya rakit ampli corong menggunakan
safari agar nada low gak besar yang dapat mengakibatkan corong jebol
cuma ganti r 100k menjadi 10k sudah 20 taun tidak ada masalah
untuk darurat, bisa memakai PA OCL.
- tambahkan C 100uF 100V di seri dengan corong
- Amati C input jika besarnya di 1uF-10uF , ubah ke 100nF
Corong ini tidak cocok dengan frekuensi rendah. Cara diatas akan meredam frekuensi rendah yang akan masuk ke corong.
Pengalaman saya waktu saya pasang sound system di masjid yg cukup
besar dan bentangan kabelnya sekitar 100 meter ke atas menara terpasang 4
corong TOA tdk memakai trafo matching hanya dgn memggunakan PA Safari
200wat (4 biji Sanken) dan Suara dalam sy juga menggunakan PA Safari 4
biji Sanken dgn speaker 10′ 2 biji. Hasilnya bagus dan suara corong juga
keras, jelas dan tahan juga spulnya ngga putus- putus. Untuk suara
dalamnya juga mantap.Saya kasi trik jika mengganti spul TOA mohon spasi
magnik tempat masuknya spul diperhatikan keseimbangannya artinya jangan
ada yang terlalu rapat ke magnik, karena jika magnik pernah jatuh pada
saat dibuka itu kemungkinan besar goyang, dan tak lupa dibersihkan
terlebih dahulu lobang menjaga jarak (spasi) tempat masuknya spul TOA.
yg pernah saya bikin utk ampli toa/horn, adl ampli ocl yg 150w dg hanya sepasang tr 2n3055 dan mj2955.
lebih lantang n lebih kenceng dr ampli toa buatan pabrik.
pre amp tdk terlalu pengaruh, teg utk powernya juga saya kasih 25v ct 5A trafo big.
rahasianya adl: setelah mixer/pre amp mic harus dikasih equalizer grafik
dg pengaturan yg dibuat fix/tidak dikasih potensio tapi cukup trimpot
didalam box agar setelah didapat setelan yg pas tdk lagi diubah
freq-nya;
jd frekuensi yg lolos adl freq tengah saja, waktu itu yg saya pake adl
eq 8 channel dg ic LM324/TL074 dg teg +12v dc, 2ch freq rendah dimodif
ke freq diatasnya/middle, begitu juga 2ch freq atas dimodif ke freq
dibawahnya/middle.
setelah jadi n dipake suaranya menjangkau lebih jauh dibanding ampli toa pabrikan, horn juga tetep awet/ blm pernah rusak.
silahkan difahami n dikaji masukan saya semoga membantu
ikut nimbrung bos. ane juga pernah bikin ampli toa buat masjid, pake
power ocl, tegangan ane kasih 18v cuma dari tone control udah di atur
bagian bass di jumper ke bagian terkecil, jadi gak ada bass masuk,
penguat mic pakai echo, dan out ke speaker di copal oleh elko
1000uf/50v. hasil nya lumayan udah 2 taon gak jebol tuh speaker toa nya.
Output trafo ya output trafo.
OTL Brarti output pakai elco
OCL brarti langsung ke speaker.
Q ada solusi ocl untuk toa
1. Pakai protector biar toa ny awet.
2. Pre amp ny di stel frekuensiny pd frekuensi vokal
3. Gunakan komponen berkualitas.
4. Tegangan untuk power jangan di maksimalkan
5. Hati2 kabel toa jng smp konslet
Minggu lalu speaker corong TOA milik masjid rusak karena terlalu
besarnya daya ampli. Kebetulan masjid baru saja membeli ampli dengan
daya yang cukup besar. Saya lupa memberi tahu petugas masjid bahwa
speaker corong tidak boleh langsung disambung ke amplifier karena daya
speaker corong cuma 25 watt sedangkan amplifier yang dipakai berdaya 250
watt. Maka agar spkeaker tidak terbakar, harus disbungkan dulu ke trafo
matching, baru dihubungkan ke amplifier. Maka jelas saja ketika 2-3
kali dicoba dihubungkan ke ampli, speaker akhirny jebol.
Kalo speaker corong rusak, solusinya gampang saja yaitu tinggal
diganti SPOEL-nya, karena komponen utama lainnya (magnet & membran
equalizer) didesin cukup powerfull yang tentunya masih bagus. Masalahnya
saat ini komponen SPOEL tersebut susah dicarinya karena sudah jarang
dijual. Dan sebenarnya SPOEL bisa dibikin sendiri dengan cara dibuatkan
kumparan secara manual. Dulu di Kediri saya sering membuat kumparan
semacam itu, tapi sekarang nggak sempat lagi karena perlu banyak waktu
luang. Insya-allah dalam kesempatan lain, masih melalui blog ini, sa
ya akan bagikan “sedikit ilmu” mengenai cara membuat kumparan spoel speker secara manual.
Untungnya, berdasar info dari rekan komunitas elektro di Depok
ternyata di Depok ada pabrikan yang memproduksi spare part TOA (kalo
nggak salah namanya PT Galva Industri). Segera saya pacu motor ke Depok
untuk “memburu” satu spare part yang bernama “spoel”. Singkat cerita,
alhamdulillah akhirnya berhasil dapat. Dan akhirnya speaker corong
masjid bisa diperbaiki dan berfungsi kembali.
di bawah ini Gambar SPOEL yang aku potret dari Aslinya, sebelah kiri tampak dari ATAS, sebelah kanan tampak dari BAWAH:
Nah, dalam kesempatan ini saya akan membedah cara mengganti spoel speaker corong yang rusak. Begini caranya:
- Letakkan speaker menghadap ke bawah (corong menghadap tanah) agar
mudah dilepaskan screw-nya dan magnet tidak jatuh berantakan waktu screw
terlepas.
- Lepaskan semua screw secara berurutan mulai dari yang terluar, yaitu
dimulai dari screw yang melekatkan plat corong dengan casing belakang
sampai screw terdalam (yang menjepit magnet, spoel, dan membran
equalizer).
- Lepaskan 2 kabel penghubung spoel dari soketnya.
- Angkat magnetik ke luar, lepaskan spoel yang telah rusak/putus dari liang magnetik.
- Bersihkan liang magnetik dari debu dan kotoran lainnya. Ini penting
karena “sebutir debu” pun bisa berakibat fatal, bisa menggores kawat
spoel yang berakibat putusnya kawat tsb.
- Masukkan spoel baru ke dalam liang magnetik secara hati-hati. INGAT:
Pada saat memasukkan spoel, TIDAK BOLEH menyentuh dinding magnetik
karena goresan dinding bisa menyebabkan putusnya kawat kumparan spoel.
Karena liang magnetik sangat sempit (+ 1 mm) maka jika perlu gunakan
kaca mata pembesar untuk memastikan spoel tidak menyentuh liang
magnetik.
- Setelah spoel masuk, susun kembali ke dalam casingnya bersama membran equalizer.
- Sambungkan kembali 2 kabel penghubung spoel pada soketnya.
- Pasang kembali plat corong dan kencangkan semua scerw. SELESAI.
kalo Trafo pabrikan Jepang/China mudah saja pak masangnya krn sudah
ada tep-tep bertuliskan resistansi impedansinya. Untuk impedansi output
biasanya udah given di set 8Ω. Input ada 2 terminal tegangan masukan,
Rendah (70 volt) dan dan Atas (100 volt) dengan berbagai pilihan
Impedansi Input (berbeda2 pada merk trafo yg beda), misal 80Ω. 170Ω,
330Ω, 670Ω. Pilhan impedansi bisa bebas, pengaruhnya pada daya keluaran
yg berbanding terbalik dengan besarnya impedansi. Artinya, makin besar
impedansi, makin kecil daya output. Yang perlu diperhatikan adalah
berapa tegangan keluaran maksimal power amplifier. Sambungkan output
amplifier pada input trafo yang sesuai, 70v atau 100v. Yang susah jika
kita nemu trafo rakitan yang polos, gak ada tulisan input-output,
impedansi, dll, perlu pengukuran terlebih dahulu. sekian pak, kalo ada
yg kurang atas jawaban ini, mohon masukannya ya.
Referensi
http://jualpowerelektro.wordpress.com/2013/01/29/power-ampli-toa-rakitan/